{Rerupa}

Rerupa Blog | Created By Www.BestTheme.Net

Little Snow White

Posted by Rerupa

Suatu ketika di tengah musim dingin, di antara turunnya salju, seorang ratu cantik sedang menjahit di jendelanya yang berbingkai kayu hitam ebony. Saat menjahit, dia melihat salju, namun jarinya tertusuk jarum. Tiga tetes darahnya jatuh di atas salju dan dia berkata “Seandainya aku punya anak berkulit seputih salju, bibirnya semerah darah, dan rambut serta matanya sehitam bingkai jendela ini”. Tak lama kemudian dia pun mempunyai anak perempuan yang berkulit seputih salju, bibir semerah darah, dan rambut dan mata sehitam kayu ebony, mereka pun menamainya Little Snow-White.
            Sang ratu adalah perempuan tercantik di negeri itu dan dia sangat bangga karenanya. Setiap pagi dia berdiri di depan kaca ajaibnya dan bertanya:
Wahai kaca-kaca di dinding, siapakah yang tercantik?
Dan kaca tersebut selalu menjawab:
Engkau, ratuku, engkaulah yang tercantik.
Dan ratu pun tahu kalau tidak ada seorang pun yang menandingi kecantikannya di dunia.
            Sementara itu Snow-White tumbuh besar, dia tumbuh cantik melebihhi sang ratu. Ketika suatu hari ratu bertanya pada kacanya siapakah yang tercantik? Kaca tersebut menjawab:
Engkau, ratuku, kau cantik dan itu benar. Tapi Little Snow-White masih seribu kali lebih cantik darimu.
Jawaban kaca tersebut menimbulkan kecemburuan bagi sang ratu dan dia menyalahkan Snow-White karena dia lah yang membuatnya bukan sebagai perempuan tercantik di dunia lagi. Dia pun menyuruh seorang pemburu untuk membawa Snow-White ke hutan dan membunuhnya. Sebagai bukti, pemburu tersebut harus membawa paru-paru dan hati  Snow-White pada sang ratu karena dia hendak memasak dan memakannya.
            Pemburu itu pun membawanya ke hutan, ketika dia hendak menusuk Snow-White dengan pisaunya, Snow-White mulai menangis dan memohon diampuni hidupnya dan berjanji untuk lari ke tengah hutan dan tak akan pernah kembali ke istana. Pemburu itu setuju dan berpikir bahwa nantinya gadis kecil itu bisa diterkam binatang buas jadi dia tidak perlu membunuhnya. Dia mengganti paru dan hati yang dia harus penuhi pada ratu dengan paru dan hati beruang yang melintas. Ratu pun memasak dan memakan hati tersebut.
            Setelah jauh berlari ke tengah hutan, Snow-White menemukan rumah kecil. Rumah itu adalah rumah tujuh kurcaci. Mereka bekerja di pertambangan dan sedang tidak ada di rumah. Di dalam rumah itu semua peralatannya serba kecil. Karena lapar dan dahaga, dia pun memakan dan meminum semua yang ada di meja kemudian tertidur diranjang-ranjang kecil milik kurcaci itu.
            Ketika para kurcaci itu datang dan menemukan barang-barang mereka berantakan karena telah dipakai oleh seseorang, mereka pun bertanya-tanya hingga mereka terpukau oleh sesosok jelita yang terbaring di ranjang-ranjang mereka. Melihatnya tertidur pulas, tak satu pun di antara mereka yang tega membangunkan si cantik. Mereka bertujuh rela tidur bergantian setiap satu jam untuk menjaga Snow-White.
            Keesokan harinya, ketika Snow-White terbangun mereka pun menanyakan siapa dia dan bagaimana dia menemukan tempat itu. Snow-White menceritakan dirinya dan bagaimana ibunya ingin membunuhnya. Tujuh kurcaci itu iba mendengar cerita Snow-White, maka mereka mengijinkan Snow-White untuk tetap tinggal di umah itu dengan syarat dia menjaga rumah mereka selama mereka bekerja di tambang, memasak, menjahit, membereskan tempat tidur mereka, mencuci, merajut dan menjaga semua perabotan rumah tetap rapi dan bersih. Mereka pun berjanji akan memenuhi kebutuhan Snow-White sebagai imbalan. Mereka mengingatkan bahwa seharian mereka akan bekerja di tambang maka Snow-White akan sendirian di rumah, oleh karena itu mereka mengingatkan agar tidak membiarkan seorang pun masuk ke dalam rumah, karena mungkin ratu yang ingin mencelakakannya datang.
            Pagi itu, ratu bertanya lagi pada kaca ajaibnya siapakah yang tercantik di negeri itu. Kaca itu menjawab sekali lagi bahwa sang ratu memang cantik tetapi Snow-White seribu kali lebih cantik darinya. Ratu tahu kalau pemburu itu mengkhianatinya, dia tidak membunuh Snow-White. Hanya tujuh kurcaci yang hidup di hutan tempat Snow-White dibawa oleh si pemburu, maka seketika dia tahu bahwa kurcaci-kurcaci itu telah menyelamatkan Snow-White. Dia pun menyusun rencana untuk membunuh Snow-White karena dia tidak akan menemukan kedamaian hingga kaca ajaib itu mengatakan bahwa dialah yang tercantik di negeri itu. Dia menyamar menjadi wanita tua yang menjajakan barang-barang. Dia menawarkan korset berrenda, Snow-White tertarik dan membuka pintu untuk menawar korset tersebut dan mencobanya. Ratu yang menyamar itu membantunya mencoba tetapi dia mengikatkan korset itu begitu kencang dan kuat hingga Snow-White tidak bisa bernafas dan dia jatuh seperti meninggal karenanya. Wanita itu puas dan meninggalkannya.
            Pada malam harinya, ketika tujuh kurcaci itu datang mereka menemukan Snow-White terkapar dan mereka memotong korset yang menyesakkan nafas Snow-White tersebut sehingga dia hidup kembali. Para kurcaci itu menyadari kalau yang menimpa Snow-White pastilah ulah sang ratu. Di istana, ratu bertanya padakacanya kembali siapakah gerangan yang tercantik di negeri itu, sekali lagi kaca ajaib tersebut menjawab bahwa Snow-White lebih cantik seribu kali dari sang ratu. Ratu marah, dia sadar bahwa Snow-White hidup kembali, maka ia menyusun rencana untuk kembali mencelakakan Snow-White. Dia kembali menyamar menjadi perempuan berbeda dan menyamar menjadi pedagang keliling yang menawarkan sisir yang telah diracuninya. Mulanya Snow-White menolak membukakan pintu bagi perempuan itu karena para kurcaci telah melarangnya membukakan pintu. Tapi ketika ia mengintip perempuan pedagang sisir itu berbeda dengan yang datang sebelumnya yang telah mencelakakannya, dia pun membuka pintu dan membeli sisir tersebut. Perempuan itu menawarkan menyisirkan rambut Snow-White, dia menancapkan sisir beracun tersebut di rambut Snow-White dan gadis itu terkapar. Perempuan jelmaan ratu pun meninggalkannya dengan hati riang.
            Para kurcaci datang tepat waktu, mereka mencabut sisir di rambut Snow-White sehingga gadis itu tersadarkan kembali dan berjanji tidak akan membukakan pintu pada siapa pun lagi. Sementara itu ratu kecewa lagi karena kaca ajaib masih memberikan jawaban yanga sama ketika dia bertanya tentang siapa yang tercantik di negeri itu. Dia geram karena Snow-White masih mengungguli dirinya. Dia memasuki kamar rahasianya yang tidak pernah dimasuki siapa pun dan membuat racun di sana. Dia membuat apel beracun yang tampak ranum dan cantik dari luar sehingga siapa pun yang melihatnya pasti menginginkannya. Kemudian ia menjelma menjadi perempuan petani dan mendatangi rumah kurcaci itu lagi.
            Kali ini Snow-White benar-benar berusaha mematuhi janjinya untuk tidak membukakan pintu pada siapa pun termasuk pada perempuan petani penjual apel di depannya. Perempuan itu tidak memaksanya keluar tapi dia mengijinkan Snow-White mencicipi apel yang dijualnya. Dia membagi apel ditangannya menjadi dua bagian, yang separo dia makan dan separuhnya dia ulurkan pada Snow-White. Melihat perempuan itu makan sebagian dari apel itu, Snow-White tergoda untuk menerima separuh dari apel tersebut maka ia membuka jendela kemudian segera menggigit apel di tangannya. Baru segigit dia memakan apel itu dan dia jatuh terkapar. Jelmaan ratu itu pun kembali ke istana dengan riang.
            Sesampainya di istana, dia kembali bertanya pada kaca ajaib siapakan perempuan tercantik di negeri itu, jawaban kaca ajaib kali itu benar-benar memuaskan hatinya karena dia lah yang tercantik.
            Di rumah kurcaci, mereka tidak dapat menyelamatkan Snow-White lagi. Walau pun mereka telah melonggarkan korset Snow-White dan mencari sesuatu di rambutnya kalau saja ada sisir beracun lagi tetapi tidak ada. Mereka tidak dapat menyalamatkannya kali ini, mereka bertujuh menangisi Snow-White yang dibaringkan di atas tandu jenazah selama tiga hari dengan perasaan kehilangan. Ketika mereka hendak menguburkannya, mereka melihat wajah Snow-White tetap berseri, segar dan pipinya masih merah. Dia tidak menampakkan ciri-ciri orang mati, maka mereka pun mebuatkannya peti dari kaca dan mengukir nama Snow-White dan asal leluhurnya sebagai keturunan raja dengan tinta emas di atasnya. Setiap hari salah satu dari kurcaci itu menjaga dan mengamati peti kaca berisi Snow-White tersebut.
            Setalah lama terbaring dalam peti kaca tersebut, Snow-White masih tetap cantik dan tidak menampakkan kerusakan apa punpada jasadnya. Kulitnya masih seputih salju, bibirnya semerah darah, dan seandainya dia membuka matanya pasti matanya juga sehitam kayu ebony.
            Suatu hari, seorang pangeran muda datang ke rumah kurcaci itu dan menumpang menginap malam itu. Ketika dia masuk ke kamar tamu, dia menemukan Snow-White yang terbaring di dalam peti kaca dan diterangi oleh tujuh lilin, dia tidak pernah merasa cukup memandangi kecantikan Snow-White. Dia membaca tulisan di peti itu yang menyatakan bahwa gadis itu adalah keturunan raja. Dia pun memohon para kurcaci itu untuk menjual peti itu beserta Snow-White  di dalamnya padanya, namun para kurcaci tidak mau menjualnya berapa pun yang ditawarkan sang pangeran. Pangeran itu kemudian memintanya, karena dia tidak bisa hidup tanpa bisa melihat kecantikan Snow-White dan dia berjanji akan menjaga peti tersebut sebagai barangnya yang paling berharga bagi dirinya. Kurcaci-kurcaci itu tidak tega dan mengijinkan sang pangeran membawa peti berisi Snow-White tersebut ke istananya.
            Setiap hari sang pangeran harus melihat Snow-White di dalam peti matinya, tanpa itu dia tidak bisa makan secuil makanan pun. Suatu hari, salah satu pelayan yang bertugas membawa peti ke hadapan pangeran dan mengembaliannya ke tempat semula menjadi jengkel karena harus tersiksa membawa-bawa gadis mati tersebut. Pelayan itu mengeluarkan jenazah Snow-White dari petinya dan memukul punggung Snow-White dengan tangannya. Potongan apel beracun di tenggorokan Snow-White pun keluar dari mulutnya dan dia kembali hidup. Dia berjalan mendekati pangeran dan menemani sang pangeran makan di meja makan dengan penuh kebahagiaan. Keesokan harinya pernikahan mereka digelar dan ibu Snow-White juga diundang.
Pagi itu, sang ratu bertanya lagi pada kaca ajaibnya siapakah yang tercantik di negeri itu, namun jawaban kaca itu mengejutkannya karena ternyata ratu muda yang baru akan menikah hari itu seribu kali lebih cantik dari sang ratu. Ratu berangkat menghadiri pernikahan itu dengan penuh kecemburuan. Begitu sampai di sana, dia melihat sang ratu muda adalah Snow-White. Mereka meletakkan sepasang sepatu terbuat dari besi di atas tungku panas hingga menyala dan ratu jahat itu harus memakainya dan berdansa di atas sepatu tersebut. Kaki ratu itu terbakar dan tidak bisa berhenti menari hingga mati.

Cerita diringkas dari  http://www.pitt.edu/~dash/type0709.html#snowwhite diunduh tanggal 10 Juli 2008 pukul 18.02 WIB


4 Responses so far.

  1. mantap! salah satu dongeng kesukaan saya semasa kecil. banyak makna terungkap. salah satunya, si tercantik pasti menua

  2. Rerupa says:

    huehehe tapi menua bukan dosa, cep. cuma dongeng ini perlu disensor pada bagian akhir kalau untuk anak-anak. terlalu jahat endingnya.

  3. iya terlalu sadis, lbh aman kl dibacakan org tua. ada lg 'the little mermaid' yg endingnya menyedihkan. sepertinya dari kecil kita sdh dicekoki bacaan melodrama(?), tidak melulu cerita yg membangkitkan optimistis.

    btw, apa maksud pernyataan 'menua bukan dosa'?

  4. Rerupa says:

    Setuju, anak perlu dampingan saat membaca cerita. Cerita selalu memuat wacana, dan wacana berisi beragam ideologi. Maka membaca cerita sebenarnya kita berkelana, bersentuhan dengan keragaman ideologi itu. Sifat ideologi yang memanggil subjek (interpelasi)itu ngawe-awe terus, entah pada yang mana nanti kita berpihak karena merasa cocok atau terpanggil pada ideologi itu. sementara itu ideologi itu menyembunyikan kebenaran, statis, kalau kita cuma mengalir, tidak kritis ya bisa terjebak di dalamnya, menjadi subyek yang membabi buta, yang tidak berada dalam satu kanopi dianggap menentangnya dan ya kisruh. lah kok adoh nemen penjelasane kih..haha. Nah cerita melodrama, tragedi, atau pun fantasi, magic realisme dan lain-lain itu di dalammya juga macem-macem, dalam satu cerita pasti tidak cuma melo-meloan mulu, ga cuma isi optimisme mulu, hanya memang yang dominan yang mana, yang memanggil yang mana itu yang akan membedakan. Yang negatif misalnya ya kita kemudian memaknainya gimana, kek snow white ini semisal, kita yang dewasa bisa memilah, menghukum sampai mati begitu justru membenarkan perbuatan melawan kemanusiaan. Usia 10 tahun mungin bisa dikenalkan dengan hal begini dengan pendampingan. kalau di bawah itu caranya yang lebih mudah dicernanya mungkin.bukan berarti anak harus dicekoki ideologi2 tertentu saja, apa lagi tunggal..wah berabeh. nanti jadi one dimension man, bawaannya mo perang mulu. merasa harus memberadapkan orang lain yg tidak sepaham dengannya..kacau toh..mereka tetap harus dikenalkan pada beragam ideologi hanya caranya yang perlu dikonsep. Iki aku ndakik-ndakik nyangoni kowe menawa suk duwe anak hahaa..

    soal menua bukan dosa, orang sering ketakutan kan menua. seakan menua adalah dosa. padahal menua itu indah, tak ada yang salah dengan garis-garis waktu di wajah. Itu alami. pikiran tua = jelek itu yang perlu diobati. kek ibunya snow white itu ribut ketok elek,kudune dia ke bengkel perawatan bukan menyingkirkan anaknya. ke bengkel perawatan juga bukan untuk cantik seperti iklannya, harusnya untuk sehat yo. bukan juga untuk melawan penuaan.. Tetapi perihal pertentangan yang tua dan yang muda memang sudah terjadi sejak awal peradaban manusia.Ibu bilang 'ah kamu terlalu muda untuk memahaminya' sedang si anak berdalih 'ini urusan orang muda, orang tua sudah tidak perlu ikut campur urusan orang muda' hehehe..

Leave a Reply